Sebelum era social media (socmed) seperti sekarang, ada era dimana blog terasa sangat dominan. Walupun saat ini eksistensi blog telah ‘tergilas’ oleh twitter dan facebook, sepertinya blog masih tetap akan selalu ada dan pastinya tidak akan pernah mati.
Bila kita amati sekilas, sebenarnya telah terjadi evolusi pada bentuk blog. Tipe Blog yang berhasil secara komersial dan paling menonjol adalah blog bertipe kolaboratif dan niche seperti TechCrunch dan Arstechnica.
Sebenarnya apa itu blog ? jangan-jangan banyak generasi social media yang tidak mengenalnya ? Bisa jadi eksistensi blog telah hilang di dunia hiperkonektifitas.
Menurut Wikipedia Indonesia, Blog adalah singkatan dari Web Log. Bentuk aplikasi web yang memuat tulisan dalam urutan waktu yang paling baru ke yang paling lama. Dari catatan harian sampai dengan publikasi perusahaan bisa tampil dalam bentuk blog.
Membuat blog ataupun mengisi kontennya pastinya lebih repot dan melelahkan dibandingkan dengan berkicau di twitter ataupun menumpahkan kagalauan di timeline facebook. Sebelum pencet-pencet tuts komputer, pastinya harus ada riset kecil-kecilan dulu lah, ideating, membayangkan alur, memilih kata, dan lain sebagainya…
Pokoknya ribet deh!
Pada akhirnya, banyak yang berpendapat bahwa menulis konten sebuah blog tidak ditujukan untuk semua orang dan saya sangat setuju dengan pendapat ini. Bahkan untuk sebuah blog yang hanya berisi curahan hati (baca:curcol), tetap membutuhkan tenaga ekstra dan waktu khusus.
Bila memang menulis sebuah konten blog itu menguras pikiran dan energi, mengapa pula ada orang-orang yang masih rajin ngeblog dan ada nggak sih manfaatnya ?
Berdasar pengamatan dan sedikit ‘penerawangan’, akhirnya saya memiliki beberapa pendapat mengenai mengapa banyak orang masih ngeblog dan kenapa ngeblog itu perlu.
1. Slow Food, bila anda pernah mengkonsumsi fast food (baca : makanan cepat saji) sebaiknya anda juga harus membiasakan diri dengan makanan yang dipersiapkan dalam waktu yang lebih panjang yang sering disebut dengan slow food. Blog itu ibarat slow food, membuatnya membutuhkan waktu dan penanganan khusus. Mengkonsumsinya pun membutuhkan waktu dibanding fast food macam twitter dan facebook.
Membuat konten yang panjang, sedikit ‘berat’ serta memiliki argumen yang bertingkat, berlapis, konstruktif dan kontemplatif pastinya membutuhkan usaha berpikir yang ekstra. Sampai saat ini masih banyak penulis blog yang mampu menghadirkan ‘kondisi’ ini walaupun mungkin intensitasnya berkurang.
sejatinya, blog tidak hanya bagi jurnalis atau orang yang merasa dirinya bisa nulis, semua orang dengan berbagai latar belakang pendidikan (matematikawan, pengacara, dokter, dll) sebaiknya mempunyai blog untuk tetap mengasah kemampuan berpikir (baca : ideating).
Bagi beberapa orang, bisa jadi ngeblog itu sesuatu ‘candu’ agar kemampuannya berpikirnya tetap terasah tajam, ini mungkin loh….
2. Idea Worth Spreading, tagline ini saya ambil dari situs TED. Blog merupakan salah satu tools yang sangat baik dalam menyebarkan ide tanpa batasan ruang dan waktu ke banyak pengguna internet.
Dengan berbagi pengalaman dan pengetahuan postif secara bebas, paling tidak para blogger memiliki kontribusi untuk mengubah kehidupan ke arah yang lebih baik. Jangan pernah merasa ragu atau minder dengan apa yang anda tulis di blog. Tulisan yang paling sederhana sekalipun dapat menginspirasi satu , dua atau lebih orang.
Menulis di sebuah blog pastinya memiliki tingkat keterbacaan yang lebih baik di banding media sosial. Walapun konten pada media sosial bisa juga dilacak ke masa lalu, tetapi model pengarsipan dan navigasi blog tentunya masih lebih baik. Selain itu, konten blog juga terlacak baik dengan mesin pencari seperti Google atau Bing.
Bisa jadi, banyak yang ngeblog hanya karena ingin berbagi, itu saja.. tanpa maksud finansial atau imbal balik lainnya, ini juga mungkin loh..
3. Personal Branding, ketika sesorang sudah ‘tenggelam’ dalam rutinitas dunia kerja, seringkali kesadaran akan keunikan diri menjadi hilang begitu saja. Kita sering memberi label diri dan membatasi diri kepada apa yang saat ini melekat dan tangible.
Ucok seorang karyawan swasta, Marini seseorang yang bekerja sebagai account executive di perusahaan media atau Jonas seorang karyawan customer service sebuah perusahaan telekomunikasi.
Saya pikir manusia itu seharusnya unik, tidak ada kembarannya, sehingga harusnya anda-anda semua berhak untuk melakuan branding (memberi merk) kepada diri sendiri.
Harusnya ada The Ucok, The Mighty Marini dan Jonas Jonas
Dengan personal branding, anda sadar akan kekuatan keunikan dan kelebihan diri sendiri sehingga akan membawa peluang di kemudian hari. Hal ini dikarenakan ‘dunia’ membutuhkan ‘spesialisasi’, baik itu di dunia kerja maupun kehidupan sosial.
Nah, blog itu merupakan sarana personal branding yang sangat baik dan kuat. Dengan memiliki blog , orang akan mengenal anda dengan lebih spesifik dan bisa jadi akan lebih berkarakter dari facebook dan twitter bila anda mengelolanya dengan baik .
Bisa jadi banyak yang ngeblog karena ingin tampil lebih stand-out, berkarakter dan tidak ingin tampil generic….
4. Passion, ketiga pendapat pribadi di atas sebenarnya sangat tergantung atau bisa dibilang berkaitan dengan faktor yang satu ini. Jika kamu tidak punya antusiasme yang tinggi dan keinginan yang kuat terhadap apa yang kamu visualisasikan, yah…semuanya pastinya hanya tinggal mimpi saja.
Pada akhirnya mau ngeblog atau tidak itu pilihan pribadi dan bila anda ingin memulainya sekarang, tidak pernah ada kata terlambat.
…
Sedikit saran, bila anda benar-benar pemula, saya sarankan untuk merintis blog disalah satu platform blog yang populer saat ini, WordPress.Com (WP).
Ini bukan promosi loh, tapi dengan misalnya anda memilih blog di WP, anda bisa dengan mudah mengganti diditho.wordpress.com menjadi diditho.com. Selain itu, menurut pendapat saya Content Management System (CMS) WP sangat intuitif dan mudah digunakan.
Pilihan lainnya anda bisa menggunakan Blogger.Com, Tumblr.Com atau anda bisa host sendiri blog anda.