Di masa jarang gowes seperti sekarang ini, ternyata beberapa orang yang saya temui seringkali masih mengenali saya sebagai salah satu pemilik blog yang mengulas tentang sepeda. Hemm, saya berterimakasih atas atensinya .. wkkk. 🙂
Mungkin karena jarang gowes itu saya malah bisa sedikit melakukan kontenplasi suitt..suitt… :-” Saat saya ingat , seringkali saya merasa tidak nyaman bertemu dengan kenalan baru yang punya aktivitas bersepeda dan langsung menggunakan topik bersepeda gunung sebagai bahan pembicaraan saat itu.
Beberapa kali saya coba renungkan , ternyata saya merasa tidak nyaman ketika ada seseorang yang memulai pembicaraan mengenai aktivitas sepeda yang didahului dengan membanggakan (baca:menyombongkan)Â ‘prestasi’nya menaklukkan tanjakan curam nan panjang.
Ini cukup menggelikan, sebagian besar pembicaraan pasti mengenai rute menanjak!
Saya rasa orang-orang tersebut salah dalam memulai pembicaraan, hehehe… pertama, saya pribadi nggak begitu mahir melahap tanjakan, kedua saya tidak begitu suka orang tak dikenal (baru dikenal) meyombongkan dirinya sedemikian rupa. Dan kemungkinan besar , hal ini dirasakan juga oleh goweser lainnya.
Tidak jarang, pada saat ngobrol tersebut , terdapat rekan lain yang belum tertarik bersepeda atau sebenarnya tertarik tetapi belum begitu tahu cara memulainya. Saya tahu, dari beberapa kali kejadian, dari ekspresi rekan lain tersebut juga menunjukkan rasa ‘malas’ dan kemungkinan besar malah menciutkan tekadnya untuk bersepeda.
Jadi, untuk para goweser , walapun segala tindakan kita biasanya berasal dari alam bawah sadar, tetaplah berusaha untuk rendah hati , racunilah orang lain untuk bersepeda dengan cerita yang tidak self sentris. 🙂 Berceritalah mengenai komunitasnya, kebersamaannya atau betapa indahnya pemandangan yang bisa didapatkan.
Happy Gowes…