Berkarya cukup lama sebagai peneliti dan bagian dari tim R&D (Research and Development) di sebuah perusahaan media, saya selalu tertarik dengan bagaimana teknologi berkembang dan memberi dampak pada industri tempat saya bekerja.

Ini adalah berkas beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2017, ketika saya pertama kali mulai mendalami konsep, cara kerja Artificial Intelligence (AI) dan teknologi chat bot, pada saat itu, saya melihat potensi besar yang dimiliki keduanya.

Beberapa proptotype Chat Bot, sampai penggunaan Database Vektor berjalan dalam senyap dan hening.

Saya ingat berbicara di berberapa seminar dan berbagi pandangan tentang bagaimana teknologi, termasuk AI akan menjadi bagian tak terpisahkan dari masa depan kita, sebuah prediksi yang pada saat itu mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah (science fiction) yang terlalu cepat mendahului jaman dan “halu” bagi sebagian orang.

Namun, seiring berjalannya waktu, apa yang dulu hanya sekadar prediksi, visi dan mimpi kini telah menjadi kenyataan. AI dan teknologi chat tidak hanya hadir di berbagai aspek kehidupan kita, tetapi juga menjadi pilar utama dalam operasional bisnis, tidak hanya terbatas di industri media.

Saya merasa sedikit ‘bungah’ alias senang , namun juga pastinya harus tetap rendah hati, karena apa yang saya teliti dan prediksi hampir satu dekade lalu kini terbukti menjadi kenyataan.

Melihat Jauh ke Depan, Prediksi Tentang Teknologi

Seminar kampus adalah momen dimana saya mulai pertama kali ‘berani’ memperkenalkan konsep Teknologi masa depan , saya berbicara tentang bagaimana Machine Learning, dan bagaimana AI akan mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi.

Saat itu ada road show, Saba Kampus, ya… beberapa orang kelilin kampus di Indonesia dan memberikan seminar sampai dengan workshop

Memprediksi bahwa AI akan melampaui sekadar otomatisasi tugas-tugas rutin dan mulai berperan dalam pengambilan keputusan yang kompleks, analisis data besar (big data), dan bahkan dalam menciptakan konten kreatif.

2018, Media Business in the 4.0 Industrial Revolution.
Universitas Katolik Windya Mandala Surabaya

Materi presentasi, atau anak sekarang bilang ‘deck’ yang saya tampilkan di seminar kampus tersebut saya buat untuk konsumsi umum, beberapa informasi sensitif pastinya sudah saya sensor, karena beberapa project adalah project ‘senyap’ unit Development yang saya kelola dan pimpin.

Seminar kampus ini memberi saya kesempatan untuk memberikan visi kedepan tanpa beban seperti ketika saya membawakan materi visi ini di internal perusahaan.

“Meracuni” imajinasi para mahasiswa-mahasiswi dengan visi kedepan yang mungkin terjadi, pastinya dalam konteks postif saya sebagai penelitian dan aktif dalam pengembangan produk dan sistem masa depan di sebuah perusahaan media masa.

Di panggung tersebut saya berperan dan berakrobat sebagai Ahli Nujum … Hahahaha.

Ketika di perusahaan, apalagi sebuah korporasi besar, tidak mudah membuat sebuah ide ditermia, banyak aspek kompleksitas yang harus dilalui untuk menjalankan sebuah ide, dan memang itulah cara kerja korporasi, lebih berhati-hati alias prudent dan penuh liku.

Berhadapan dengan mahasiswa saya bebas mengutarakan ide, prediksi dan mimpi kedepan berdasarkan proyeksi hasil riset.

Pada tiga seminar di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, Universitas Katolik Windya Mandala Surabaya dan Universitas Airlangga Surabaya, saya menggunakan materi presentasi berikut ini.

Berikut adalah narasi dari materi presentasi atau deck tersebut:

Part 1, Global and Connected World

Pada masa kini, kita hidup di era yang begitu terhubung, di mana batas-batas geografis semakin kabur dan terhapus. Buku “The End of History and The Last Man” oleh Francis Fukuyama pernah menggambarkan dunia ini sebagai akhir dari perkembangan ideologi manusia.

Kita kini berada di dunia tanpa batas, sebuah visi yang telah menjadi kenyataan. Dengan internet dan teknologi informasi, kita semua terhubung satu sama lain dalam satu jaringan global yang sangat besar, dan masa depan menuntut kita untuk terus adaptif dan siap dengan perubahan yang semakin cepat.

Part 2, Content is King, Advertising is Queen

Dalam dunia digital yang semakin kompleks, konten telah menjadi raja. Di sisi lain, iklan adalah ratu yang mengatur permainan di belakang layar. Saat kita membicarakan pemasaran, iklan masih memegang peran penting dalam memastikan bahwa konten yang dihasilkan memiliki daya tarik dan sampai ke audiens yang tepat.

Namun, dalam dunia yang semakin kompetitif, memiliki “raja” tanpa “kerajaan” tidak akan membawa kesuksesan. Peran teknologi dalam menavigasi dan mengelola konten serta iklan menjadi krusial untuk keberlangsungan bisnis di masa depan.

Part 3, The Slow Death of Traditional Media

Perlahan namun pasti, kita melihat kematian media tradisional. Koran, majalah, dan televisi semakin terpinggirkan oleh media digital.

Data menunjukkan penurunan tajam dalam pendapatan iklan dari media cetak dan televisi.Perubahan ini tidak hanya mencerminkan perubahan preferensi konsumen, tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi telah mengubah cara kita mengonsumsi informasi.

Dominasi Google dan Facebook dalam periklanan digital menunjukkan bahwa media tradisional harus beradaptasi atau menghadapi kepunahan.

Part 4, Programmatic Advertising dan Ekosistemnya

Salah satu inovasi terbesar dalam periklanan adalah programmatic advertising, di mana pembelian iklan dilakukan secara otomatis menggunakan data real-time untuk menargetkan audiens dengan lebih efektif. Ini adalah ekosistem yang kompleks, tetapi memberikan efisiensi dan hasil yang lebih baik dibandingkan metode tradisional.

Teknologi ini memungkinkan kita untuk mempersonalisasi iklan dengan lebih baik, menciptakan pengalaman yang relevan bagi pengguna, dan memaksimalkan pengembalian investasi bagi pengiklan.

Part 5, Artificial Intelligence dan Masa Depan

Masa depan tidak bisa dipisahkan dari Artificial Intelligence (AI). Dari pembelajaran mesin hingga deep learning, teknologi AI telah meresap ke berbagai aspek kehidupan kita.

AI tidak hanya mengambil alih tugas-tugas rutin, tetapi juga mempengaruhi cara kita bekerja dan hidup.

Dengan teknologi seperti Azure Data Center dan TensorFlow, kita dapat mengembangkan sistem yang mampu belajar, berpikir, dan mengambil keputusan seperti manusia. Pertanyaannya adalah, seberapa siap kita menghadapi masa depan yang didominasi oleh AI?

Part 6, DevOps dan Tantangan Budaya

Di dunia teknologi informasi, DevOps telah menjadi sebuah budaya yang menggabungkan pengembangan dan operasi perangkat lunak.

Budaya ini menekankan pada otomatisasi dan pemantauan di setiap tahap pengembangan perangkat lunak.

Namun, adopsi DevOps juga menuntut perubahan budaya di perusahaan, terutama dalam kolaborasi antara tim pengembangan, operasi, dan pengujian. Tantangan terbesar adalah menciptakan sinergi di antara tim-tim ini untuk mencapai tujuan bisnis dengan lebih cepat dan efisien.

Part 7, Blue Ocean Strategy

Di tengah persaingan yang semakin ketat, konsep Blue Ocean Strategy menjadi sangat relevan. Strategi ini mengajarkan kita untuk mencari nilai yang tidak bisa dengan mudah ditiru oleh kompetitor.

Seperti yang pernah dikatakan oleh tokoh terkenal, “Zaman Batu berakhir bukan karena batunya habis, tetapi karena adanya perubahan.”

Perusahaan yang sukses di masa depan adalah yang mampu menemukan “samudera biru” mereka sendiri—ruang pasar yang belum dieksplorasi dan penuh dengan peluang.

Part 8, The Dominance of Google and Facebook

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan dominasi luar biasa dari dua raksasa digital: Google dan Facebook. Keduanya telah mendominasi pasar iklan digital, meninggalkan media tradisional jauh di belakang.

Kedua perusahaan ini tidak hanya menjadi pintu gerbang utama informasi bagi miliaran pengguna, tetapi juga menguasai hampir semua data yang dihasilkan oleh aktivitas online kita.

Ini menimbulkan pertanyaan: apakah kita telah menyerahkan terlalu banyak kendali kepada dua entitas ini? Tantangan ke depan adalah bagaimana menjaga keseimbangan antara inovasi dan monopoli di era digital.

Part 9, Global Digital Ad Revenue

Pendapatan iklan digital global terus meningkat secara eksponensial, didorong oleh peralihan besar-besaran dari media tradisional ke media digital.

Platform seperti Google, Facebook, dan Amazon telah memonopoli pasar ini, menawarkan alat yang canggih untuk penargetan dan pengukuran efektivitas iklan.

Bagi perusahaan yang ingin tetap relevan di pasar global, memahami dan memanfaatkan tren iklan digital ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.

Masa depan iklan terletak pada kemampuan untuk mempersonalisasi pesan kepada audiens yang tepat pada waktu yang tepat.

Part 10, Digital Media Consumption

Konsumsi media digital telah melampaui semua bentuk media lainnya. Dari video on-demand hingga streaming musik, pengguna kini memiliki kontrol penuh atas apa, kapan, dan bagaimana mereka mengonsumsi konten.

Hal ini mengubah dinamika industri media secara drastis, memaksa perusahaan media tradisional untuk beradaptasi atau mati.

Dalam 10 tahun ke depan, diprediksi bahwa media digital akan terus mengungguli semua bentuk media lainnya, menciptakan lanskap baru yang menuntut inovasi dan fleksibilitas.

Part 11, Artificial Intelligence: Beyond Automation

Di balik hiruk-pikuk AI, ada perubahan mendasar yang lebih dalam dari sekadar otomatisasi. AI membawa kita ke era di mana mesin tidak hanya menjalankan tugas-tugas rutin tetapi juga berinovasi dan membuat keputusan berdasarkan analisis data yang kompleks.

Teknologi seperti machine learning, neural networks, dan deep learning menjadi pilar dalam mengembangkan sistem cerdas yang dapat memahami dan memprediksi perilaku manusia.

Namun, dengan kekuatan ini datang tanggung jawab yang besar: bagaimana kita memastikan bahwa AI bekerja untuk kepentingan semua, bukan hanya segelintir?

Part 12, Cognitive Services: Understanding Human Emotions

Salah satu inovasi menarik dari AI adalah kemampuan untuk memahami emosi manusia. Melalui API seperti Emotion API, kita dapat menganalisis ekspresi wajah dalam gambar dan menentukan tingkat emosi seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan.

Kemampuan ini membuka pintu bagi pengembangan aplikasi yang lebih intuitif dan responsif terhadap kebutuhan pengguna.

Namun, tantangan etis muncul: sejauh mana kita ingin mesin memahami emosi kita, dan bagaimana kita menjaga privasi dalam dunia yang semakin terhubung ini?

Part 13, DevOps: Bridging the Gap

DevOps adalah tentang menjembatani kesenjangan antara pengembangan dan operasi. Di masa lalu, tim pengembangan dan operasi sering kali bekerja dalam silo yang terpisah, menyebabkan keterlambatan dan inefisiensi.

Dengan mengadopsi budaya DevOps, perusahaan dapat mempercepat siklus pengembangan, meningkatkan frekuensi rilis, dan mengurangi risiko kesalahan.

Namun, transisi ini tidak mudah. Perusahaan harus mengatasi tantangan budaya, membangun kepercayaan antara tim, dan terus mendorong inovasi dalam proses pengembangan mereka.

Part 14, Survival in the Digital Age

Di dunia yang terus berubah ini, kemampuan untuk beradaptasi adalah kunci untuk bertahan hidup. Dalam bisnis, ini berarti terus menerus menilai kembali strategi, teknologi, dan proses untuk memastikan relevansi dan keberlanjutan.

Dalam konteks ini, konsep “Blue Ocean” menjadi semakin relevan. Mengidentifikasi ruang pasar yang belum tersentuh dan menciptakan nilai yang unik adalah cara untuk menghindari persaingan yang mematikan di “Red Ocean.”

Ingatlah, “Jaman Batu berakhir bukan karena batunya habis,” tetapi karena adanya inovasi yang mendorong perubahan.

Part 15, The Future: A Blend of Tradition and Innovation

Di masa depan, kita akan melihat perpaduan antara tradisi dan inovasi. Beberapa aspek dari media tradisional akan bertahan, tetapi mereka harus beradaptasi dengan teknologi baru dan perubahan dalam konsumsi media.

Contohnya, televisi tradisional mungkin masih ada, tetapi dengan integrasi teknologi streaming dan on-demand yang lebih kuat.

Demikian pula, media cetak mungkin beralih ke format digital atau fokus pada niche yang sangat spesifik.

Kunci keberhasilan di masa depan adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk melihat peluang di tengah perubahan.

Part 16, Conclusion: Embracing Change

Semua perubahan ini menunjukkan bahwa kita berada di ambang era baru dalam industri media dan teknologi informasi.

Untuk bertahan dan berkembang, kita harus siap untuk beradaptasi dengan cepat, terus belajar, dan merangkul inovasi.

Di dunia yang semakin terhubung ini, peluang tak terbatas menanti mereka yang berani berpikir di luar kotak dan menciptakan nilai yang berbeda.

Sebagai penutup, mari kita ingat bahwa meskipun zaman berubah, kepercayaan dan integritas harus tetap dijaga.

Kontemplasi

Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat perkembangan AI yang luar biasa. Dari sistem pembelajaran mesin yang mampu memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar, hingga AI yang dapat memahami emosi manusia dan membantu menciptakan pengalaman yang lebih personal.

Teknologi chat, seperti chatbot dan asisten virtual, telah menjadi alat yang esensial dalam banyak industri, termasuk media, di mana mereka membantu mengelola interaksi dengan audiens secara lebih efisien.

R&D dan Tantangan Memprediksi Masa Depan

Bekerja di R&D berarti selalu berada di garis depan perubahan. Namun, itu juga berarti menghadapi tantangan besar dalam memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya. Ketika saya mulai berbicara tentang AI, salah satu tantangan terbesar adalah meyakinkan orang-orang di sekitar saya bahwa teknologi ini bukan hanya tren sesaat.

Saya harus menunjukkan melalui penelitian dan eksperimen bahwa AI memiliki potensi untuk membawa perubahan nyata dan signifikan.

Kini, dengan banyaknya bukti di sekitar kita, mulai dari asisten virtual seperti Siri dan Alexa hingga AI yang menggerakkan analisis data dan prediksi pasar, saya merasa yakin bahwa kita baru melihat permukaan dari apa yang AI bisa lakukan.

Di R&D, tugas kami adalah terus mendorong batas-batas ini, mencari cara baru untuk mengintegrasikan AI dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari.

Refleksi, Antara Visi dan Kenyataan

Melihat ke belakang, perjalanan ini telah mengajarkan saya banyak hal. Salah satunya adalah pentingnya visi dalam penelitian dan pengembangan.

Tanpa visi yang jelas tentang bagaimana teknologi bisa berkembang, sulit untuk membuat prediksi yang akurat dan memandu inovasi ke arah yang benar.

Teknologi bukanlah sekadar alat; ia adalah katalisator untuk perubahan yang lebih besar. Dari meningkatkan efisiensi operasional hingga menciptakan pengalaman pengguna yang lebih baik, Teknologi AI telah menunjukkan bahwa ia bisa menjadi mitra yang tak ternilai dalam dunia bisnis modern.

Sebagai peneliti dan inovator, tugas kita adalah terus mengeksplorasi, belajar, dan beradaptasi dengan teknologi yang terus berkembang ini.

Kesimpulan: Memprediksi Masa Depan AI

Apa yang saya pelajari dari perjalanan ini adalah bahwa memprediksi masa depan bukanlah tentang memiliki bola kristal, tetapi tentang memahami tren, menggabungkan pengetahuan dengan intuisi, dan siap menghadapi tantangan baru.

Perkembangan teknologi terutama AI, yang dulu hanya saya bicarakan sebagai sebuah prediksi, kini telah menjadi kenyataan yang kita jalani setiap hari.

Sebagai penutup, saya ingin mengajak Anda semua untuk terus mengikuti perkembangan ini, terus belajar, dan tidak takut untuk membayangkan masa depan yang lebih baik dengan bantuan teknologi.

Karena pada akhirnya, masa depan adalah milik mereka yang berani memprediksi dan mempersiapkan diri untuk itu.

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.