Kali ini kita bakal bahas soal fenomena Narcissistic Personality Disorder (NPD) alias gangguan kepribadian narsistik, dan gimana sih kaitannya sama konsep “Dark Triad”, cara mengenali dan menyikapinya.

Belakangan ini, istilah narsis sering banget berseliweran, terutama di media sosial, tapi apa betul itu sekadar suka selfie atau ada gangguan kepribadian serius di baliknya?

Apa Itu NPD (Narcissistic Personality Disorder)?

Secara sederhana, Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa percaya diri berlebihan, kebutuhan yang besar akan pujian atau pengakuan, dan kurangnya empati pada orang lain.

Penderita NPD cenderung melihat diri sendiri jauh lebih penting daripada orang lain, dan mereka sering terobsesi pada citra “sempurna” di hadapan publik.

Butuh pujian ekstra, seseorang dengan NPD butuh pengakuan dan pujian nyaris konstan. Kalau enggak dapet, mereka bisa “ngambek” atau menganggap orang lain “enggak paham” betapa hebatnya mereka.

Merasa spesial atu unik ,mereka menganggap dirinya lebih baik dan punya hak istimewa. Kadang bikin orang lain ilfeel, karena kesannya sok penting.

Nir empati, minim rasa peduli terhadap perasaan atau situasi orang lain, tapi berekspektasi orang lain paham kebutuhan mereka.

Manipulatif, dalam proses mempertahankan citra sempurna, mereka enggak segan-segan memanipulasi orang lain, entah dengan drama, kebohongan, atau janji palsu.

Selalu mendominasi percakapan, cenderung mendominasi topik pembicaraan, menggiring fokus kembali pada diri mereka sendiri.

Apa Itu Dark Triad?

Nah, “Dark Triad” adalah istilah psikologi untuk menyebut tiga sifat kepribadian yang “gelap”,

Narcissism, Individu yang cenderung menunjukkan sifat-sifat seperti kebesaran diri, merasa berhak, dominasi, narsisme memiliki korelasi yang signifikan dengan psikopati.

Machiavellianism, manipulatif, licik, oportunis. Orang-orang yangcenderung bersikap dingin, tidak berprinsip, dan sangat termotivasi oleh kepentingan pribadi. Mereka memandang manipulasi sebagai kunci kesuksesan hidup dan bertindak sesuai dengan pandangan tersebut.

Psychopath, Kurang rasa bersalah/penyesalan, impulsif, antisosial. Psikopat dianggap sebagai sifat paling jahat dalam Dark Triad. Individu psikopat menunjukkan tingkat empati yang rendah, serta impulsivitas dan pencarian sensasi yang terus menerus.

Kalau NPD adalah gangguan kepribadian narsistik, maka narcissism di “Dark Triad” adalah salah satu komponennya. Ketika narsisme “dikawinkan” dengan Machiavellianism dan Psychopath, lahirlah paket kepribadian yang cenderung menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan sekitar.

Relasi NPD dengan Dark Triad

NPD merupakan salah satu bentuk narsisme patologis. Jadi, kalau seseorang punya NPD, kemungkinan besar (meski enggak selalu) ada sisi gelap narsistiknya yang potensial terlibat di dalam ciri Machiavellian atau Psychopath.

silhouette of people on a concert

Orang yang narsistik tapi juga Machiavellian biasanya pandai memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi, mereka “haus” pengakuan sekaligus lihai memperalat.

Kalau sudah ada “bumbu” psychopath, bisa lebih parah karena mereka cenderung enggak punya rasa bersalah dan kurang empati.

Fenomena NPD di Indonesia

Di Indonesia, fenomena NPD semakin kelihatan di era media sosial, paling mudah bisa dilihat pada lini masa media sosial kita.

Orang berlomba pamer kesempurnaan, punya barang branded, traveling mewah, pamer pacar atau pasangan “idaman”.

Ekspektasi “likes” dan “comment” yang memuji juga bisa mendorong orang buat melakukan apa saja demi mengangkat citra diri.

Enggak jarang, kita temui figur publik atau influencer yang ujung-ujungnya ketahuan memanipulasi data, bohong soal pencapaian, atau bikin drama demi viralitas.

Belum lagi budaya “gengsi” dan “jaim” (jaga imej) yang kuat di Indonesia. Alhasil, banyak orang cenderung jaga “pencitraan” abis-abisan, hingga lupa ngebangun relasi yang nyata dan sehat.

Dari situ, perilaku narsistik bisa berkembang lebih lanjut, bahkan berpotensi mengarah ke NPD kalau dibiarkan.

Cara Mengenali Si “Narsistik Akut”

Selalu bicara tentang diri sendiri, obrolan jadi “monolog” searah, kalau pun kita nyoba topik lain, ujung-ujungnya balik ke cerita dirinya.

Anti kritik, sekalipun kritiknya membangun, mereka mudah marah atau defensif, bahkan menyerang balik.

Merendahkan orang Lain, untuk merasa lebih baik, mereka bisa aja merendahkan atau mengabaikan kontribusi orang lain.

Sulit berempati, saat kamu curhat soal masalah, respons mereka datar atau malah membelokkan topik ke hal lain yang berkaitan dengan dirinya.

Kalau kita menemukan lebih dari satu ciri ini secara konsisten pada seseorang, bisa jadi tanda-tanda menuju NPD (tetap butuh diagnosis profesional, ya).

Bagaimana Menyikapi Orang dengan NPD?

Tetap tenang dan rasional, saat menghadapi orang narsistik, kendalikan emosi kita. Jangan mudah terpicu untuk berantem, karena mereka juara bikin orang emosi.

Buat batasan jelas, tentukan batasan, misalnya, kita enggak mau obrolan penuh gosip atau manipulasi. Sampaikan batasan ini dengan tenang, tapi tegas.

Jangan terjebak drama, kadang mereka bikin drama agar mendapat simpati atau perhatian. Tetaplah obyektif. Jangan kebawa atau malah ikut-ikutan “gerecokin”.

Konsultasi profesional, jika kamu sering stres, tertekan, atau merasa dimanipulasi terus-menerus, pertimbangkan buat ngobrol dengan psikiater. Mereka bisa bantu kasih strategi coping yang tepat.

Perkuat dukungan orang sekitar, jalin relasi yang sehat dengan keluarga, sahabat, atau komunitas. Dukungan emosional itu penting biar kita enggak gampang diombang-ambing oleh si narsistik.

Apa yang Harus Dilakukan Bila Diri Kita Sendiri Mengarah ke NPD?

Bisa jadi kita sadar kita sering “haus” pujian, gampang tersinggung kalau dikritik, atau suka ngeremehin orang lain. Kalau udah mulai ngeliat tanda-tanda ini, enggak ada salahnya cek dan konsultasi sama profesional.

Psikolog yang berkualitas bisa kasih wawasan, latihan, dan terapi yang membantu kita mengenali dan mengolah pola pikir atau perilaku narsistik itu.

Ingat, bukan berarti kita “gagal total” atau “kiamat” sebagai manusia. Dengan terapi, dukungan orang terdekat, dan kesadaran diri yang kuat, perilaku NPD bisa dikelola, kok.

Akhirnya …

Narcissistic Personality Disorder (NPD) bukan sekadar suka selfie atau pamer di media sosial, tapi gangguan kepribadian yang serius dan bisa berdampak buruk pada relasi sosial. Fenomena NPD di Indonesia makin tampak dengan kuatnya budaya pencitraan dan media sosial.

NPD hanyalah satu dari tiga unsur sifat gelap “Dark Triad” (bersama Machiavellianism dan Psychopathy) yang bisa bikin seseorang jadi benar-benar manipulatif dan minim empati.

Buat menghadapi orang dengan perilaku narsistik atau bahkan NPD, kita perlu pintar-pintar mengelola emosi, membuat batasan, dan jangan ragu meminta bantuan profesional jika dibutuhkan

Dan kalau kita sendiri merasa punya kecenderungan ke arah itu, enggak ada salahnya check up ke psikolog.

Hidup itu singkat, jadi yuk kita bangun diri dan relasi yang lebih sehat, tanpa harus bergantung pada pujian dan ekspektasi orang lain.

Referensi,

Narsistic Personality Disorder
Dark Triad (Wikipedia)
What Is Narcissistic Personality Disorder?
Dark Triad (Alo Dokter)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.