BANGKOK (1)
Catatan Perjalanan Traveler Cantik
(dilarang protes, blog-blog gue…hohoho)
Yak… akhirnya setelah penantian bertahun-tahun kesampaian juga gue, Didit (suami gue), dan CB (anak gue) traveling ke luar negeri (sumpah, deh, rencana ini kudu kesampaian sebelum “kiamat Desember 2012”). Maklum, cuy… dengan bujet minimalis dan dengan berjuta kepentingan, impian itu tertunda-tunda melulu.
Mengapa Bangkok? Ini alasannya:
1. Dua tahun lalu, ketika gue mengunjungi pameran buku di Istora Senayan, mampirlah ke stand-nya Erlangga. Di situ gue nemuin buku Eyewitness Travel TOP 10 BANGKOK.
Nah, seri Eyewitness Travel kan banyak nih ada yang Amsterdam, Rome, New York, Beijing, Hong Kong, dsb. Namun, rencana paling realistis adalah tujuan traveling yang dekat dengan bujet rendah dan menarik (lupakan Singapura dan Malaysia… gak tahu kenapa kok gue kurang tertarik, ya dengan dua negara itu :p). So, gue pilihlah Bangkok! Ajegile, ini buku untuk traveler pemula seperti gue menolong bangetttt… lengkap dengan peta.
Layout buku ini pun menarik dan ringkas karena disusun berdasarkan klasifikasi tertentu yang menunjukkan 10 tempat paling OK untuk masing-masing kategori (tempat belanja, atraksi budaya, atraksi untuk anak, dsb). Jadi nggak perlu pusing-pusing browsing via internet (dasar males ajah gueh…). Recommended banget deh pokoknya ni buku.
2. Biaya penerbangan ke sana bisa dibilang murah.
Gue booking penerbangan Air Asia setahun sebelumnya (biar murah) untuk 3 orang seharga kurang-lebih 3,5 juta rupiah pulang-pergi. Berangkat tanggal 9 Agustus 2012, pulang tanggal 13 Agustus 2012.
3. Biaya hidup di sana juga murah.
Dengan Rp.10.000,- bisa makan sate babi dan ikan porsi besar di kaki lima kenyang… 1 Bath = Rp.300,- kurang-lebih.
4. Kereta api!!!Alasan ini penting banget karena anak gue, si CB, terkintil-kintil dengan yang namanya kereta api. Nah, di Bangkok ini keren banget… sistem transportasinya, terutama perkereta-apiannya, udah mumpuni. Ada BTS Skytrain alias kereta layang (itu lho, yang di Jakarta baru ada tiang pancangnya di mana-mana… nggak tahu bakal jadi dibangun nggak sama Si Kumis) dan ada MRT Subway alias kereta bawah tanah. Nah, gue pengen nunjukkin ke CB kalau kereta jenis itu ada (gak melulu dia lihat di bukunya).
Setelah dapat tiket pesawat, kami mulai, nih, mengalokasikan dana untuk booking hotel jauh-jauh hari. Jadi, ketika ada rejeki barulah pesen hotel via agoda.com. Kami memilih Ibis Riverside Bangkok, budget hotel yang jauh dari hiruk-pikuk Kota Bangkok dan yang ada kolam renangnya (itu titipan khusus dari CB). Harga per malam sekitar Rp.400.000,- (tidak termasuk sarapan… lagipula menu sarapannya tidak istimewa, kok, mending jajan di sekitaran hotel) .
Yang dahsyat dari nih hotel adalah lokasinya. Meski tidak di pusat keramaian Kota Bangkok (sengaja pilih di pinggiran kota), tetapi dekat sekali dengan dua stasiun BTS Skytrain Saphan Taksin dan stasiun Krung Thon Buri, serta dermaga Central Pier di pinggiran Sungai Chao Phraya sungai utama di negeri itu. Dengan akses skytrain dan perahu, ke mana-mana jadi mudah. Apalagi pihak hotel menyediakan shuttle gratis menuju stasiun BTS Krung Thon Buri yang berangkat setiap 30 menit dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam… lumayan, kan, bisa ngirit ongkos transportasi.
O ya… hotel ini letaknya tepat di pinggir Sungai Chao Phraya. Jadi dari teras restoran, pinggir kolam renang, dan jendela kamar kami bisa melihat aneka bentuk perahu hilir mudik. Dan yang paling syahdu adalah menikmati senja dan malam hari di pinggir sungai…wohoo…lampu-lampu gedung, jalan, dan lampu perahu memantul syahdu di gelapnya air sungai. Recommended!
HARI I – 9 Agst 2012
So, this is the day…!!! Packing tentu saja sudah dilaksanakan two days earlier yaaa…mengingat perjalanan ini membawa anak 4 tahun jadilah harus terorganisir dengan baik. Khusus untuk CB, gue siapin jaket, topi, sepatu nyaman, baju-baju, peralatan renang, obat-obatan (penurun panas anal dan oral…mengingat dia pernah kejang, termometer, minyak kayu putih, balsem, tempat minum, dan tempat bekel beserta sendoknya à ini wajib banget karena CB makannya susah jadi kudu nyiapin bekel sewaktu-waktu kalo dia mau makan).
Pesawat menuju Bangkok berangkat sekitar jam 5 sore dan tiba di Bandara Internasional Suvarnabhumi sekitar jam 8.35 malam. Wuiiiihh… dasar norak, gue ternganga-nganga dengan kecanggihan dan kemegahan bandara ini :p . Di bandara berceceran stan resmi penukaran uang dengan rate yang sama di seluruh bandara… jadi nggak usah khawatir jika di Jakarta belum sempat menukar Bath. Kami sendiri dari Jakarta cuma membawa US $.
Ada beberapa cara yang dapat membawa kami menuju hotel (jarak hotel kami kira-kira dari bandara Soetta ke Cibubur):
a. Dengan bus (lupakanlah karena semua bus ditulis dengan tulisan Thai)
b. Dengan Airport Rail Link (City Line)
menuju Stasiun Phaya Thai untuk transfer dengan skytrain koridor Sukhumvit Line dan berhenti di stasiun Siam untuk transfer lagi dengan skytrain koridor Silom Line dan berhenti di stasiun Krung Thon Buri atau Saphan Taksin lalu jalan kaki atau naik Tuk Tuk (semacam bajaj) menuju hotel.
3. Dengan Airport Rail Link (Phaya Thai Express)
Tahapannya sama dengan di atas, bedanya adalah City Line berhenti di tiap stasiun, sementara Phaya Thai Express langsung menuju Stasiun Phaya Thai.
4. Dengan taksi (tentunya…).
Taksi tersedia jenis sedan maupun family wagon. Untuk mendapatkan jasa taksi harus sabar mengantre karena banyak sekali umat yang mengingkannya. Taksi resmi dari terminal kedatangan umumnya menggunakan argo. Ongkos berikut airport charge (50 Bath) dibayarkan langsung kepada supir taksi setiba di tujuan.
Mengingat kerempongan membawa anak yang superaktif dan koper plus ransel yang berjumlah empat biji ituh, naik taksi merupakan pilihan yang paling praktis (meskipun gue sendiri ingin banget coba-coba naik kereta khusus bandara). Waktu itu, ongkos taksi + tol + airport charge + tips sekitar Rp.150.000,- .
Tips penting yang harus diingat adalah tidak semua warga Bangkok dapat membaca huruf Latin dan bisa berbahasa Indonesia…ya iyalaaahh….bahasa Inggris aja banyak yang gak bisa (ß sok ngelucu). Jadi dari Indonesia lebih baik cari tahu nama dan alamat hotel dalam bahasa/tulisan Thai.
Setiba di hotel sekitar jam 10 malam, setelah check in, kami keluar sebentar mencari amunisi perut. Untung saja, di depan gang hotel (Ibis Riverside posisinya agak masuk ke gang gitu deh…) masih banyak pedagang kaki lima yang berjualan makanan seperti sate, mie, roti bakar, dsb… dan tentu saja 7Eleven. Jangan bayangkan 7Eleven di Bangkok se-fancy yang ada di Jakarta lengkap dengan tempat kongkow. Di Bangkok 7Eleven-nya itu seperti Indomaret (bagusan Indomaret malah…). Kami beli perbekalan pokok, yaitu air seukuran setengah galon (di hotel gak dikasih aiiirrr…) dan ukuran satu liter untuk dibawa-bawa berpelancong.
Dari kolam renang hotel, sebentar kami menikmati view sungai Chao Phraya berlatarkan gedung tinggi dan jalan layang yang penuh dengan pesona kerlip lampu… maklum, di belakang rumah gue pemandangan Sungai Cikeas nggak begini ;p . Dan akhirnya bobok deh… untuk nge-charge energi untuk besok. Can’t wait for tomorrow…
Bangkok at Flickr
To be continued…