kitePada saat kami acara Pesta Keluarga Klasika kemarin, ada satu booth yang menarik perhatian dan mengembalikan ingatan masa lalu saya, Layang-layang!

Sudah lama saya tidak melihat layang-layang dengan mata kepala sendiri, melihatnya mengingatkan saya pada kenangan masa kecil di Makassar (dulu Ujungpandang). Masih membekas ingatan masa kecil itu, sampai kelas 2 SD saya bermukim di Kota Makassar yang ‘keras‘ dan saya bersyukur bisa merasakan status sebagi anakkampung‘ yang bermain layangan di kubangan/lapangan kerbau!

Menjadi anak kampung sebenarnya membawa kebaikan tersendiri yang tidak didapatkan dari kehidupan kota. Bergaul dengan kerbau, menunggangi, menarik, sampai menginjak eek (baca: feses) kerbau pun masih membekas di ingatan saya, baunya seakan tidak akan pernah hilang. Di lapangan yang penuh dengan kerbau itupun saya mulai mengenal layang-layang, dari cara menerbangkan, membuat sampai teknik beradu layangan dengan benang gelasan.

Melihat layang-layang saat ini, ternyata jauh berbeda dari versi jaman dono-kasino-indro (80an), saat ini layang-layang dibuat dengan material yang canggih, fiberglass untuk kekuatan-kelenturan-keringanan dan kain yang dapat diberi warna. Mana ada layangan jaman dulu yang punya teknologi canggih macam ini ? paling canggih layangan itu dibuat dari potongan batang bambu dan kertas minyak atau sejenisnya yang disatukan dengan benang dan lem kertas.

Jangan bandingkan harganya, layang-layang yang kemarin kami beli untuk kado Natal si kecil harganya Rp 70.000,! Bila saya bandingkan, layangan jaman saya hanya seharga snack Chiki! , kalo sekarang sekitar Rp 3000.- kali ya..

kiteMeskipun , di area runah kami si kecil sudah tidak mungkin lagi bermain di lapangan dengan kerbau (paling banter melihat sapi di kampung sebelah), sebenarnya saya sangat sudah senang bisa mengenalkan layang-layang ke si kecil. Menurut saya, ini merupakan salah satu permainan luar-ruangan (outdoor) yang dibutuhkan anak-anak indonesia saat ini yang yang sudah sangat sering kelililingi dan di bombardier tanyangan televisi, akses internet dan game console.

Terimakasih Odilia Kites  yang sudah membuat home industri ini, semoga sukses selalu!

Beruntung, komplek kami masih lapangan bermain yang luas, saatnya menerbangan layangan! Eh…, asal nggak mendung ya, soalnya kalo mendung, bisanya pertanda ada petir, dan layang-layang itu sudah pasti jadi sarana petir untuk nyambar ke tubuh kita!!

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.