Melakukan aktifitas offroad dengan sepeda berarti membawa sepeda dan tubuh kita ke suatu titik di luar kondisi normal, kesuatu batasan tertentu yang lebih extrim! Seringkali sepeda yang digunakan melahap jalur offroad mengalami kerusakan atau malfungsi. Entah karena sepeda terlalu diabuse , tidak digunakan sesuai peruntukan atau memang kesialan itu sedang terjadi saja. Berdasar pengalaman, berikut ini adalah beberapa (lima) hal buruk (kesialan) yang paling sering terjadi pada ‘tunggangan’ ketika offroad dan tentunya tips cara mengatasinya.
1.Ban Dalam Bocor
Kejadian ban dalam bocor adalah yang paling sering terjadi pada aktifitas offroad. Penyebabnya bermacam-macam, dari tertusuk benda tajam, misal serpihan kayu , terkena snake bite (kombinasi tusukan batu yang runcing dan ban kurang angin), sambungan pentil yang karatan/rusak , atau memang kondisi ban dalam yang sudah tua.
Untuk mencegahnya, bisa dengan selalu memeriksa kondisi tekanan angin pada ban, sesuaikan dengan medan yang akan dilalui. Bila akan melewati jalur yang banyak batunya (red:makadam), usahakan tekanan angin tidak terlalu keras atau lunak, dan bila melewati jalan aspal mulus usahakan tekanan angin yang agak keras/tinggi. Bagi yang menggunakan ban dalam dengan pentil yang terbuat dari besi, periksa apakah ada karat atau tidak, baiknya menggunakan pentil dari plastik.
Bila terjadi ban dalam bocor, yang bisa dilakukan adalah menggantinya dengan ban dalam cadangan. Bila beraktifitas offroad pastikan membawa paling tidak satu (1) buah ban dalam cadangan. Pastikan juga membawa tire lever (pengungkit) untuk memudahkan membuka ban luar dan tentunya pompa!.
Memambal ban adalah tindakan yang tidak direkomendasikan! Selain tingkat kegagalannya tinggi juga memakan waktu.
2.Rantai Putus
Rantai sepeda gunung untuk 9 kecepatan terdiri dari berbagai komponen kecil. Bila tidak dirawat dengan baik, diberi pelumas atau dibersihkan dari kotoran secara rutin, akan berisiko mudah putus. Penyebab putus yang lain biasanya disebabkan oleh aktifitas maintenance yang salah (pemutusan-penyambungan yang tidak dilakukan di pin yang ditujukan untuk diputus). Pada rantai sepeda ada penanda khusus seperti pin yang berwarna beda(hitam) atau pin bermotif beda yang ditujukan sebagai titik pin yang boleh diputus. Sembarangan memutus/menyambung pin akan mengakibatkan rantai mudah lepas/putus ketika sedang digunakan.
Bila hai ini terjadi, ada beberapa pilihan tindakan yang dapat dilakukan.
- Membuang bagian rantai yang rusak dan menyambung kembali rantai tersebut. Tindakan ini biasanya dilakukan bila kita tidak membawa spare part (sisa rantai atau chain link). Resikonya, panjang rantai akan berkurang. Rantai yang terlalu pendek akan mengakibatkan Rear Derailleur (RD) akan tertarik extrim dan beresiko rusak.
- Membuang bagian rantai yang rusak dan menyambung kembali dengan mata rantai dari jenis rantai yang sama. Misal rantai 9 speed harus di sambung/extend dangan rantai 9 speed. Bila membeli dan memasang rantai di toko/bengkel sepeda biasanya ada sisa rantai yang tidak terpakai. Simpanlah sisa rantai ini dan bawalah bila sedang bersepeda. Suatu saat pasti akan berguna. Cara ini akan memakan waktu dalam pengerjaan, tetapi akan menjaga panjang rantai tetap sama seperti sebelum putus.
- Membuang bagian rantai yang rusak dan menyambungnya kembali dengan menggunakan part chain link. Part ini adalah dua sisi pin rantai terpisah yang bisa saling dikaitkan, prinsipnya seperti kancing baju. Saat ini saya paling suka dengan solusi ini, cepat, mudah dan memasangnya tidak memerlukan alat bantu (kecuali membuang bagian rantai yang rusak). Lucunya, afaik , chain link hanya diproduksi oleh SRAM. Walau begitu, tetap bisa digunakan untuk rantai Shimano.
Ketiga tindakan tersebut di atas harus dilakukan dengan bantuan alat(tools) khusus untuk memutus/menyambung rantai chain tools. Juga biasanya ada dalam satu set rescue tools / allen key plus set yang biasa dijual di toko-toko sepeda gunung. Berdasar pengalaman…percayalah bila hanya pake tang minjem sama tukang ojek nggak akan bisa, rantainya pasti lepas lagi.
3.Rear Derailleur (RD) Patah
Penyebab Rear Derailleur patah (rusak) biasanya terjadi ketika gowes dalam kondisi turun dan posisi gigi belakang pada gear besar (jumlah gigi banyak). Pada kombinasi gigi seperti ini mengakibatkan RD pada posisi tertarik tegak dan jarak dengan tanah menjadi sangat dekat. Dengan kecepatan turun yang tinggi, besar kemungkinan RD akan dengan mudah menghantam benda yang menonjol di tanah, misal bongkahan batu.
Bila ini terjadi, siap-siap saja untuk beroffroad tanpa bisa mengatur/memidahkan gigi belakang, karena gigi belakang akan/harus dibuat statis. Caranya dengan melepas rantai, memutus beberapa mata rantai dan memasangnya kembali ke satu bagian gear belakang yang diinginkan. Offroad tanpa bisa mengubah gigi belakang? Apa kata dunia? Yah…daripada pulang duluan…apa mau dikata….
Untuk mencegah kejadian ini bisa dengan cara membiasakan diri melipat posisi RD pada saat jalur turun. Caranya dengan mengatur/memindahkan shifter/pilihan ke gigi kecil (misal:1) / gear dengan jumlah gigi kecil. Beberapa jeis RD saat ini ada yang memiliki bentuk pendek atau melengkung untuk meminimalkan benturan, misal Shimano Shadow.
4.Shifter atau Rem Patah/Malfungsi
Kedua item merupakan komponen sepeda yang berada di stang. Kerusakan komponen ini biasanya terjadi ketika sepeda mencium aspal/tanah, bagian ini menghantam objek benda keras dan akhirnya rusak/patah.
Untuk mengurangi resiko shifter atau rem patah, usahakan jangan membaut terlalu kencang ke stang. Longgarkan sedikit baut pada shifter atau rem. Tujuannya agar ketika menghantam benda keras, keduanya bisa bergerak dan memiliki peluang terhindar dari patah.
Pengalaman hanya menggunakan satu rem depan saat offroad sangatlah menyiksa. Bisa dipastikan ketika hanya menggunakan satu bagian rem saja, sepeda tidak bisa berjenti dengan baik, sangat BERBAHAYA! dan juga rem mudah terbakar.
5.Ban Luar Rusak
Kejadian ini sebenarnya jarang terjadi, tapi pernah dan bisa terjadi juga. Tidak seperti ban dalam bocor/rusak, bila ban luar rusak sobek bisa jadi ini adalah akhir dari acara offroad anda. Peristiwa ban sepeda offroad rusak yang jarang terjadi mengakibatkan jarangnya offroader yang membawa spare part ini. Ban dalam pasti banyak yang bawa, ban luar??? siapa yang mau bawa???
Kerusakan ban luar offroad biasanya disebabkan oleh usia ban yang sudah cukup uzur. Ban lama cenderung getas dan biasanya ada retakan, bila dipaksakan terus di medan offroad yang berbatu pastinya akan cepat rusak. Penyebab lainnya adalah kurang angin, bila ban kurang angin dan menghantam kontur batu yang tajam, niscaya ban akan beresiko rusak. Tidak hanya merusak ban dalam, ban luar juga akan terkena dampaknya.
Cara mengatasinya tentunya dengan membawa ban luar cadangan, masalahnya siapa juga yang bawa-bawa ban luar kalo lagi offroad ? 😀
Happy Offroad….
wah pernah ngalamin rantai putus saat nanjak, waktu itu setingan rd belum sesuai (sering ganti gear sendiri),
waktu dibawa naik tiba2 ngunci, dipaksa, jadinya putus 😮