Disadari atau tidak, kenyamanan duduk di sebuah kursi mobil, pesawat atau di tempat kerja bukanlah suatu pengalaman yang timbul dengan sendirinya. Dibalik kenyamanan tersebut ada Engineer yang susah payah melakukan perhitungan cermat dengan mempertimbangkan indeks ergonomi.
Bagaimana dengan Bus kota kita ???
Bus Nomer 43 yang setiap hari saya tumpangi sepertinya memiliki hitungan ergonomi sendiri yang ‘canggih‘ bin ajaib. Entah darimana sang perancang kursi mendapatkan indeks ergonomi. Pada suatu sisi tertentu, duduk di bangku bus ini bisa sangat menyiksa punggung dan pantat.
Hal yang pasti ketika bus sudah mulai padat, biasanya yang tersisa adalah sisi bangku bagian luar. Bangku bagian terluar ini adalah bagian yang paling tidak laku. Penumpang yang duduk di bagian ini hampir dipastikan akan menderita Pegal Punggung dan Pantat Sebelah (P3S). Setengah lebar punggung dan pantat akan berada di luar area bangku (lihat gambar).
Bila tidak terpaksa banget saya juga ogah duduk di bagian ini. 🙁
Bayangkan , setengah punggung kita tidak mendapat sandaran dan setengah pantat kita melayang begitu saja tanpa tumpuan. Gilanya, penderitaan tersebu minimal ‘dinikmati‘ selama 1,5 jam waktu perjalanan….
Sangat tidak ergonomis! Hehe…Pantat pun perlu dimanjakan!
jadi teringat masa SMA dulu yg menggantung di Kopaja 614 yg lamanya 1 jam-an lebih 😀
@byanka, kayaknya designer kusrsinya nggak dapet mata kuliah APK bink..hehe
@didut, hahaha … kopaja 614 andalan banget tuh…
sejumlah kopaja atau metromini lebak bulus-kota ato blok m- tanah abang, malah menjebol dua-tiga kursi belakangnya.. lebih banyak yg berdiri, tp kalo kosong lebih nyaman….
Mo ergonimis gimana? Harga mencerminkan kualitas 😉