Teror sering kali meninggalkan jejak kelam dalam sejarah manusia. Namun, dari kegelapan itulah sering kali lahir cahaya—sebuah bentuk ekspresi yang menginspirasi dan memberikan harapan.
Salah satu contoh nyata adalah lagu “Relax, Take It Easy” oleh MIKA, sebuah karya yang lahir dari tekanan dan kecemasan di tengah teror.
MIKA, seorang musisi berbakat, menulis lagu ini pada tahun 2005, tak lama setelah bom meledak di sistem transportasi London, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Bom London 7/7.
Serangan teroris ini mengguncang kota dan menanamkan rasa takut dalam hati banyak orang, termasuk MIKA.
Ditengah ketidakpastian dan kekhawatiran akan masa depan, MIKA menemukan dirinya terjebak dalam perasaan cemas yang tak kunjung reda.
Namun, alih-alih tenggelam dalam ketakutan, MIKA memilih untuk mengubah kecemasannya menjadi sesuatu yang positif. Ia menulis “Relax, Take It Easy” sebagai bentuk penanggulangan terhadap rasa takut yang melanda dirinya dan masyarakat luas.
Liriknya, terutama pada bagian chorus, merupakan pesan untuk tetap tenang dan tidak membiarkan ketakutan menguasai hidup kita.
Melalui melodi yang ceria dan ritme yang menggebu, lagu ini menyampaikan pesan yang kuat: di tengah kegelapan, kita masih bisa menemukan ketenangan.
Lagu ini kemudian menjadi salah satu hit terbesar MIKA, tidak hanya karena melodi pop yang catchy, tetapi juga karena makna mendalam yang dikandungnya.
“Relax, Take It Easy” menjadi anthem bagi banyak orang yang mencari pelipur lara di masa-masa sulit.
Kisah di balik lagu ini adalah pengingat bahwa dalam tekanan teror sekalipun, manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Karya hebat sering kali lahir dari pengalaman paling menakutkan, dan dari puing-puing ketakutan, kita bisa membangun kembali dengan kekuatan baru.
MIKA menunjukkan kepada kita bahwa seni bukan hanya tentang hiburan, tetapi juga tentang penyembuhan dan pemberdayaan, terutama di saat-saat yang paling gelap.
Beberapa karya seni lain yang terinspirasi oleh peristiwa teror atau kekerasan mencakup berbagai bentuk ekspresi, dari musik hingga sastra, film, dan seni visual.
U2 – “Sunday Bloody Sunday“, Lagu ini dirilis oleh band U2 pada tahun 1983 dan terinspirasi oleh peristiwa “Bloody Sunday” yang terjadi di Derry, Irlandia Utara, pada 30 Januari 1972. Pada hari itu, pasukan Inggris menembaki para demonstran sipil yang memprotes penahanan tanpa pengadilan, mengakibatkan kematian 14 orang.
Lagu ini menjadi salah satu lagu protes paling terkenal, mengutuk kekerasan dan konflik di Irlandia Utara.
Bruce Springsteen – “The Rising“, Bruce Springsteen menulis “The Rising” sebagai tanggapan terhadap serangan teroris 11 September 2001 di New York City.
Lagu ini menggambarkan perspektif seorang petugas pemadam kebakaran yang menuju ke World Trade Center setelah serangan itu.
Album dengan judul yang sama menjadi salah satu karya paling emosional dan reflektif dari Springsteen, mengeksplorasi tema kehilangan, pengorbanan, dan survival.