Hari lebaran tahun 2014 akan segera tiba, dan hampir dipastikan banyak warga Indonesia yang melakukan perjalanan mudik ke kampung halaman. Selain menggunakan transportasi umum, penggunaan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor juga masih menjadi pilihan primadona bagi sebaian besar pemudik.
Pada musim mudik tahun 2013 lalu 686 orang telah meninggal dalam 3.061 peristiwa kecelakaan.
Penyebab kecelakaan bisa bermacam-macam, mulai dari faktor supir, kondisi jalan maupun kondisi kendaraan. Untuk faktor kendaraan, salah satu penyebab adalah kondisi rem yang tidak prima sehingga menyebabkan rem menjadi blong.
Rem blong atau dol adalah kondisi dimana tidak terciptanya tahanan pada perangkat bergerak.
Berikut tips atau saran cara mencegah rem blong.
1. Mengganti kampas rem yang sudah tipis. Lakukan pengecekan rutin pada kampas rem dengan mencermati garis penanda ketebalan. Apabila sudah tipis atau tidak terlihat garisnya, sebaiknya lakukan penggantian komponen ini.
Bila kampas rem sudah habis, maka akan terjadi gesekan metal pad dengan metal cakram / tromol, sehingga kendaraan tidak akan berhenti sesuai keinginan.
Kampas rem pada kendaraan dengan transmisi otomatis bisanya akan lebih cepat habis, hal ini karena mobil dengan transmisi otomatis tidak memiliki teknik mengurangi laju kendaraan ‘engine brake’.
2. Pastikan oli / minyak rem yang anda pilih memiliki titik didih yang tinggi. Selain berfungsi untuk membuat kerja kinetis kaki menjadi lebih ringan melalui mekanisme hidrolik, cairan rem juga berfungsi untuk menyerap panas yang dihasilkan oleh gesekan kampas rem dengan permukaan tromol atau cakram.
Peningkatan suhu kadar air sampai mencapai titik didih 100 °C mengakibatkan timbulnya gelembung udara pada selang oli / minyak rem yang sering disebut dengan istilah ‘angin palsu‘ atau rem ‘masuk angin‘. Kondisi ini mengakibatkan menghilangnya sebagian. kemampuan tekan rem atau hilang seluruhnya (rem blong!).
Kandungan air juga akan mengakibatkan karat pada komponen rem, seperti pada piston rem maupun master rem.
Titik didih yang tinggi bisa diketahui melalui pembacaan kode DOT (US Department Of Transportation) pada kemasan oli / minyak rem. DOT 3 biasanya memiliki titik didih 205°C, sedangkan DOT4 memiliki titik didih 230 °C.
3. Menganti oli / minyak rem minimal 1 tahun 1 kali atau setiap 25.000 km. Seringkali perawatan ini tidak dilakukan karena biasanya yang teringat atau sering ditanyakan ketika ketika mengunjungi bengkel hanya terbatas pada oli mesin atau transmisi, bahkan oli power streering juga sering terlewat.
Oli / minyak rem memiliki sifat menyerap air dan kelembapan, sering disebut dengan sifat higroskopis. Bila pada oli / minyak rem terdapat kadar air sebesar 3.7% akan menyebabkan penurunan titik didih dari 205 °C menjadi 140 °C (DOT3) dan penurunan titik didih dari 230 °C menjadi 155 °C (DOT4)
Selamat berlebaran dan mengemudilah dengan hati-hati, keluarga menunggu di rumah.
artikel ini ditulis menggunakan berbagai referensi.
sumber gambar :https://flic.kr/p/97Fhra