Bagi sebuah perusahaan, turnover karyawan bisa berdampak baik ataupun buruk. Baik bila yang keluar (resign) adalah karyawan yang tidak perform atau malah merusak. Berdampak buruk bila karyawan yang pindah adalah talenta perusahaan.
Pertanyaan yang sering dihadapai pemilik, Chief Executive Officer (CEO) ataupun bagian Human Resources (HR) perusahaan adalah
” Bagaimana memperlakukan dan menjaga talenta-talenta ini ?”
Tulisan ‘kecil’ Matt Wullenberg (WP) di blog pribadinya mungkin bisa memberi sedikit pencerahan untuk mengantisipasi ancaman ini.
Pada blog post tersebut Matt menyatakan bahwa dengan kondisi (baca:kultur) para karyawan yang terdistribusi , ia memberikan kesempatan kepada seluruh orang di dunia untuk menikmati kemewahan dan segala benefit menjadi bagian dari sebuah perusahaan yang mampu mengubah internet.
Ini sejalan dengan semangat open-source, memberikan perlakuan orang karena kualitas ide dan pekerjaanya dimanapun mereka berada.
Perusahaan besar yang meniru metode ini seringkali dihadapkan pada resistensi kultural dari para manager ataupun anggota team yang lain. Seringkali orang-orang yang tidak berada di kantor pusat merasa seperti warga kelas dua.
Agar iklim penghargaan terhadap ide dan pekerjaan dapat berjalan, perusahaan harus menjadikannya sebagai bagian dari ‘DNA’ perusahaan dari hari pertama.
Matt Wullenberg percaya, masa depan sebuah perkerjaan tidak terletak pada bangunan sebuah kantor melainkan pada komitmen perusahaan untuk mejadikan internet sebagai pusat dari kreatifitas dan roh dari organisasi.
Bagi perusahaan besar, internet bisa diartikan sebagai suasana katalis dimana semua orang bisa punya kesempatan berkontribusi dan penghargaan yang sama.
Inpired by
Automattic, Forbes, and the Future of Work
What Motivate People