Bulan ini, saya dan beberapa rekan memiliki kesempatan mengunjungi kembali Kota Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Seperti beberapa tahun sebelumnya, berburu kuliner menjadi agenda selingan yang wajib dilakukan. Dengan panduan dari teman-teman di Banjarmasin Post, waktu yang singkat tidak menghalangi kami menemukan kuliner Banjarmasin yang berbeda dan sangat unik.
Penerbangan siang yang kami gunakan dari Jakarta mengakibatkan sempitnya waktu yang bisa digunakan untuk berburu kuliner di Kota Banjarmasin, itupun harus malam hari. Terkendala waktu yang sempit, awalnya kami khawatir tidak dapat menemukan kuliner malam hari di kota ini. Beruntung kami memliki rekan ‘lokal’ yang memandu kami menikmati Kota Banjarmasin pada malam hari yang tetap ramai dan bertaburan dengan tempat makan yang bermacam-macam.
Lontong Orari
Tempat makan ini baru buka siang hari, tetapi masa hidupnnya bisa sampai dini hari, sampai jam 4 pagi menurut beberapa rekan di Banjarmasin Post. Bila para penikmat ‘dunia malam‘ di Kota Banjarmasin sudah harus mengakhiri aktivitasnya dengan mengisi perut yang kosong, tempat makan inipun bisa sangat ramai pada jam 01:00 dini hari.
Lontong Orari ala Kota Banjar ini sangat mirip dengan lontong sayur yang biasa ditemukan dan disantap pagi hari di Jakarta, tetapi dengan tambahan suguhan lauk yang unik dan tidak ditemukan di tempat lain (baca:Jakarta). Selain tambahan pilihan telur ayam bulat, juga ada tambahan ayam dan Ikan Haruang. Telur dan ayam tentunya sudah biasa, Ikan Haruang Haruan atau biasa disebut Ikan Gabus tentunya sangat berbeda dan memiliki cita rasa unik bila dipadu dengan ketupat/lontong dan sayur. Ikan Haruang yang disajikan sepertinya telah digoreng terlebih dahulu, sehingga tidak akan terasa ‘eneg‘. Ikan yang bertekstur crispy dan disantap dengan kuah sayur sangat mengetarkan 8-} lidah.
Bila memesan porsi ini, berhati-hatilah! Porsi satu artinya anda akan dihidangkan dua buat lontong/ketupat yang berukuran sangat besar! >:D< Sangat disarankan untuk memesan setengah porsi saja, menu anda akan disajikan dengan satu buah lontong/ketupat.
Sate Ayam di tempat makan Lontong Orari
Di bagian depan (tempat parkir) rumah makan Lontong Orari terdapat tempat bakaran sate ayam yang aromanya sangat menggoda. Pesanlah sebagai teman makan Lontong Orari, anda akan mendapatkan sensasi rasa sate ayam yang luar biasa :)>- . Ukuran daging sate ayamnya lumayan besar, tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Ketika digigit terasa sangat ‘crunchy‘, rasa dan tekstur bakarannya pun ‘meleleh‘ =P~ di lidah. Salah satu menu sate ayam yang sangat direkomendasikan.
Lontong Orari beralamat di Jalan Pahlawan / Kampung Melayu ,Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Sate Bulus
Sebelum membahas makanannya, apa sih bulus itu? Menurut Wikipedia Indonesia , Bulus (Amyda cartilaginea) adalah adalah sejenis labi-labi (kura-kura berpunggung lunak) anggota suku Trionychidae. Disebut berpunggung lunak karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung punggungnya (karapas) dilapisi oleh kulit tebal dan licin. Dalam bahasa Inggris, hewan ini dikenal dengan nama Asiatic softshell turtle atau common softshell turtle; dalam bahasa Madura disebut ketempah.
Di kutip dari wiki “Di masyarakat-masyarakat tradisional di Indonesia barat, bulus biasa diburu untuk dimakan dagingnya. Orang Tionghoa juga menyukainya dan kerap dimasak sebagai pi oh. Perdagangan hewan ini untuk keperluan konsumsi di pelbagai bagian dunia mencapai jumlah berton-ton perhari, sehingga mengancam kelestarian populasinya di alam[2]. Oleh sebab itu IUCN menetapkannya ke dalam status Rentan (VU, Vulnerable).”
Hewan ini terutama hidup di perairan yang tenang, berarus lambat[1]. Di sungai atau anak-anak sungai, danau, dan kolam, termasuk kolam pemeliharaan ikan. Memangsa ikan dan hewan-hewan kecil lainnya, bulus biasa bersembunyi dalam lumpur atau pasir di dasar perairan.
Dari kedua deskripsi diatas, bila anda menganut aliran pro konservasi binatang langka sebaiknya anda tidak mengkonsumsi binatang ini. [-X Bagi yang ajaran agamanya melarang konsumsi binatang yang hidup di dua alam juga sebaiknya mencari informasi tambahan mengenai status haram dan halalnya.
Di luar ‘cerita’ yang saya sebutkan sebelumnya ternyata ada rumah makan yang menjual daging bulus ini di Banjarmasin. Sempat terkejut juga ketika membaca daftar menu yang tertulis. Harga Sate bulus Rp.5000,- per tusuk! (Agustus 2010), lumayan mahal tentunya :-SS . Lebih mahal seribu rupiah dari Sate B2 :@) yang juga ada dalam daftar menu. Sate Bulus ini disajikan dengan bumbu warna merah yang juga biasa disajikan dengan menu itik/bebek panggang khas Banjarmasin.
Daging Bulus ini memiliki tekstur yang mirip daging B2, rasa manisnya juga sangat mirip. Bedanya hanya pada kondisi daging Bulus yang lebih basah walaupun sepertinya sudah dibakar dengan cukup lama. Rasanya?? Hemmm..diluar bayangan binatangnya sih :-& lumayan enak :)>- …Hehehe…
Alamat tempat makan Sate Bulus di warung SIONG, teletak di Jalan Veteran no.74 B / 11 ,Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Lumayan, dengan waktu hanya semalam bisa dapat dua tempat makan yang unik.
agan tinggal di banjarmasin juga yah???
tidak tinggal di banjarmasin…
ikan haruan min , bukan haruang 🙂
terimakasih, sudah dikoreksi.