Posting ini untuk menanggapi tulisan dengan judul “Balada Pengendara Roda Dua” yang ada di forum http://www.honda-tiger.or.id
Pengendara motor yang terhormat,
saya tidak sedang mau minta maaf, saya malah mau protes!
di jalan bukan hanya ada mobil atau motor saja, yang jelas juga ada pejalan kaki seperti saya.
Walaupun jalanan macet, memakai sepeda motor di trotoar dan mengambil jalur yang berlawanan adalah prilaku primitif. ndeso…(kata tukul).
Beberapa kali saya diklakson pengendara motor karena menghalangi laju si roda dua yang gesit di trotoar jalan.
Nyerobot ke kanan dan kekiri karena kepanasan pake helm, jaket dan sarung tangan juga nggak masuk akal. nyerobot ke kanan dan kekiri tanpa sein, tanpa lihat spion, tanpa lihat marka artinya anda nggak ngerti rambu lalu lintas. mestinya nggak punya sim.
Bebapa kali saya hampir ketabrak motor ketika di siang bolong yang panas berusaha menyebrang jalan didepan kantor untuk makan siang. akibat manuver nyerobot itu saya pernah diam ditengah jalan selama 30 detik. ketakutan gitu….
Ketakutan terlambat masuk kerja juga bukan monopoli pengendara motor, saya pejalan kaki juga tidak mau terlambat karena harus absen. Pengendara mobil juga banyak yang tidak mau terlambat, makanya pada rela mobilnya diopmprengin sampai 12 orang biar bisa lewat daerah 3in1. Motor paling hanya sanggup satu atau dua orang saja. Rombongan motor anda sering kali membuat saya terlambat dan hampir celaka karena bus yang saya tumpangi berjalan tersendat dan hati-hati takut menyenggol motor anda. Plus, bus yang saya tumpangi sulit merapat ke kiri karena motor anda yang menyalib dari kiri tanpa henti. Sewaktu turun dari bus juga tidak tenang…sering kali motor anda hampir menabrak saya.
Jika anda merasa berkendara motor membuat tubuh anda beraroma tidak sedap… Uang transpot saya pastinya nggak cukup untuk operasional tiap hari, karena biaya tranportasi bus yang mahal. Sedangkan kalian pengendara motor masih punya uang transport sisa kan? kenapa kalian nggak beli parfum yang agak mahal atau sabun botol aja buat bersih-bersih di kamar kecil kantor sehingga para resepsionis tidak menjauhi kalian???
Gitu aja koq repot…???
Mengendarai motor dengan 3 atau 4 penumpang adalah tindakan bodoh. Motor tidak dirancang untuk mengangkut lebih dari 2 penumpang, penumpang ketiga dan keempat itu punya nyawa!
Bila ingin berpergian piknik dengan keluarga kenapa tidak gunakan saja transportasi umum. Memang lebih mahal tapi aman bagi anggota keluarga anda kan? Bila alasannya biaya..ya jelas nggak masuk akal dong. Namaya orang piknik ya harus nabung dari jauh hari dong….
Jangan gara-gara anda malas menabung sedikit saja, nyawa anggota keluarga anda terancam.
Tukang ojek memang masih dibutuhkan, tapi ketertiban juga harus ditegakkan.
Sering kali saya harus turun dari trotoar karena seluruh badan totoar digunakan ngetem pengojek.Pernah melihat pengojek di depan gedung BRI seberang seberang Atmajaya Jakarta?
Setahun lalu kepala saya hampir “dicium” ban depan sepeda motor.
Tukang ojek saling berebut penumpang yang baru turun dari bus dengan kecepatan tinggi, saking kencengnya ban depan motor salah satu pengojek naik keatas mirip atraksi sirkus dan hampir mengenai kepala saya yang baru turun bus.
Saya memprotes keberadaan mobil yang sudah kelewat banyak dan melebihi daya tampung jalan khusunya jakarta, tapi saya juga protes keberadaan pengendara motor yang bertambah banyak dan tidak tahu aturan.
Sudah saatnya jakarta bebas dari kemacetan mobil dan motor
Bangun “Mass Rapid Transportation” (MRT) apapun bentuknya.
Di jalan berlaku struktur kekuasaan spt ini: Paling berkuasa adalah pengendara mobil. Mereka paling dimanjakan oleh pengelola jalan. Nomor 2 adalah pengendara motor yang berhak menyerobot trotoar dan jembatan penyeberangan bila dirasa perlu.
Struktur terbawah adalah orang spt Anda dan saya: cuman modal dengkul untuk mengayun kaki di jalanan.
sebentar lagi dengkulnya dipake buat mengayuh sepeda..hahahaha
hehehe.. koq isinya lebih mirip keluh kesah terhadap motor? :p
oh iya yah …. (sadar mode=on) 🙂
Menurut saya yang paling kuasa itu motor, mobil takut sama motor, baik pribadi, angkot, truk, dan bus. Kalo saya rangking menurut kuasa kesewenang2an :
1. Motor
2. Angkot
3. Truk
4. Bis
5. Mobil
6. Pejalan kaki
Mobil banyak juga yang penakut lho (yang ugal2an juga banyak), pejalan kaki yang seenak udelnya juga sangat banyak, menyeberang gak lihat2, ada jembatan tetap lewat jalanan (ini yang kelihatan di bodetabek, kalo di jakarta mungkin sebagian agak lebih tertib ya). Tapi yang paling capek lihat motor, kayak air bah, tanpa aturan, bahkan orang nyeberang diserobot, mobil mau belok ke kanan sudah mau sampe ke seberang juga diserobot dari kanan, entah otaknya dimana. Kalo di bodetabek, truk nyebelin sekali, jalan pasti paling kanan, muatan berlebihan, jalan pelan sekali karena terlalu berat, bikin macet, apalagi truk tanah, muatan bertabur di jalan. Kalo angkot (saya lebih suka nyebut angpung=angkutan kampung, norak sih) lebih kacau lagi, berhenti dan jalan semaunya, gak lihat2, berhenti di tengah jalan bikin macet semaunya. Pejalan kaki juga sama bandelnya, kayak orang linglung. Kayaknya semua bangsa kita brengsek ya, gak peduli pake apa, termasuk pake dengkul.
saat ini yang paling enak ya naik bus ac atau kereta ac, tinggal tidur sampe. 🙂 yang pusing supir busnya saja.