Melihat kembali 25 tahun kebelakang, tepatnya tanggal 13 – 15 Mei 1998 pastinya membawa ingatan beberapa orang ke sebuah rentetan peristiwa yang sangat mencekam.
Mungkin anda masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi, mungkin juga anda ada ditengah-tengah peristiwa itu atau mungkin juga andalah yang mengerti kebenaran sesungguhnya pada saat itu.
Ini bukan mengenai pilihan satu atau dua pada pemilihan presiden (pilpres) kemarin, tetapi semoga sepotong sejarah kelam ini, yang pastinya tidak akan anda dapatkan di bangku sekolah dapat menambah referensi sejarah anda mengenai bumi Indonesia.
Bahwa kebencian, pengingkaran nilai-nilai humanisme dan Sauvinisme sempit akan hanya akan meninggalkan trauma dan kemundurun.
BIla ada yang bertanya, kenapa baru setelah pemilu saya meng’amplifikasi’ dokumen yang anda bisa akses bebas di YouTube ini?
Yah.., karena kebetulan saja saya sedang melihat kembali draft tulisan di blog yang belum dipublikasikan.
Pada video tersebut yang menjadi narasumber adalah seorang peneliti utama dari LIPI, Prof. Dr. Hermawan Sulistyo atau biasa dipanggil dengan Mas Kiki.
Pada tahun 1998 (setelah kerusuhan 13 -15 Mei 1998) Mas Kiki menjabat sebagai ketua Tim Asistensi dari sebuah organisasi fungsional bernama Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF).
TGPF dibentuk pada tanggal 23 Juli 1998 berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, Menteri Kehakiman, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Negara Peranan Wanita, dan Jaksa Agung.
Selamat menikmati cuplikan sejarag ini, semoga bermanfaat.