Bulan agustus 2015 ini bulan yang paling saya nantikan semenjak November 2014. Pendakian Gunung Gede tahu lalu sebenarnya usaha untuk menyakinkan diri saya untuk kembali mendaki gunung paling tinggi di Jawa, Bali dan Lombok.
Gunung Rinjani merupakan salah satu gunung dengan pemandangan paling indah. Lokasinya yang berada di timur Indonesia menghadirkan jalur pendakian savana yang tiada akhir, terbuka tanpa dilindungi pepohonan besar.
Terik matahari yang selalu menemani langkah-langkah kecil pendakian seakan memberi candu untuk selalu melangkah menuju puncak dan ‘menemukan’ danau dengan pemandangan ‘anak’ rinjani di tengahnya.
Sepanjang mata memandang menuju puncak ketinggian 3.726 meter dpl, terbentang ‘pengalaman jiwa’ yang dibatasi oleh garis pantai yang mengelilingi pulau Lombok.
Ingatan pendakian 19 tahun lalu masih membekas dengan jelas dan tajam.
Persiapan pendakian sebenarnya telah saya rintis dari tahun lalu. Berdasar pengalaman hiking beberapa gunung, mental atau psikis adalah faktor penentu utama dalam tiap pendakian gunung, fisik masuk diurutan berikutnya.
Sebenarnya tanggal 16 Agustus 2015 ini ada acara kantor yang cukup penting, Family Gathering. Bersamaan dengan jadwal pendakian 14 – 19 Agustus 2015.
Perasaan galau, campur-aduk sempat menghantui keputusan pengambilan cuti untuk perjalanan pendakian kali ini. Sampai saya ‘curhat kecil’ disela-sela obrolan kantor ke Helman Taofani, ” Gimana ya Man, tanggal 16 itu ada project di Sentul dan tabrakan dengan jadwal naik gunung gue, nggak enak gue ninggalin tanggung jawab, sepertinya gue batal naik gunung”.
Satu bulan mendekati hari H, ditengah kegalauan dan bayangan tidak jadi menikmati petualangan di salah satu gunung berapi aktif paling indah di dunia, akhirnya saya mengambil keputusan untuk ‘melepas’ / ‘meninggalkan’ tanggung jawab acara kantor tersebut.
Kesempatan untuk melakukan pendakin Gunung Rinjani tidak datang setiap hari.
Selama 11 tahun saya telah mengeluarkan yang terbaik untuk kantor dan beberapa kali cuti saya hampir ‘hangus’ karena jarang saya ambil. Apa salahnya saya meninggalkan satu project …
Pada satu sesi rapat dengan staff di departemen saya juga memberi isyarat kemungkinan tidak akan ada di proyek playtest Board Game yang akan diselengarakan di Family Gathering tanggal 16 Agustus nanti.
Dan …, akhirnya saya menghadap atasan untuk ijin cuti …, saya berusaha memastikan bahwa sebelum berangkat semua persiapan untuk acara kantor tersebut sudah dilakukan dengan baik
Selama sebulan ini, saya berusaha melengkapi peralatan dan logistik pendakian. Beruntung teman-teman memiliki check list yang lengkap dan mudah dipahami. Bahkan kami juga menyempatkan diri untuk melakukan rapat koordinasi, yang walaupun berkakhir ‘tragis’ dengan ‘asupan pembuka’ minuman dari Meksiko bernama ‘Tequila‘ dan penutup ala De Hooi.. “Brainwash“.
Thanks untuk Yoan atas traktiran ulang tahunnya …
Untungnya mulai agak sadar ketika harus belanja kebutuhan team dengan melakukan kunjungan ke supermarket terdekat …
Walaupun saya tidak ikut, tetapi belanja kelompok sepertiya berjalan dengan baik.
Untuk membantu kalian-kalian yang ingin melakukan petualangan serupa, silahkan gunakan cek list berikut ini sebagai acuan, silahkan unduh berkasnya.
[download#14]*Disclaimer
List diatas murni pengalaman dan tanggungjawab pribadi penulis dan teman-teman penulis, akibat yang ditimbulkan dalam mengikuti list tersebut diluar tanggungjawab penulis.
————————————–
“Bring nothing but health”
“Take Nothing but pictures”
“Kill nothing but times”
“Leave nothing but foot-print”
————————————–
Rokok sama kopi jgn smpai ketinggalan 😀