Setiap pagi saya selalu memanfaatkan bus Transjakarta untuk mencapai kantor. Bus ini beroperasi pada koridor/jalur BLOK M – KOTA. Selain mendapatkan kenyamanan dan kecepatan dalam menggunakan transportasi publik, rutinitas tersebut memberikan saya kesempatan untuk mengamati beberapa aktifitas sistem busway tersebut.
Satu hal yang membuat saya penasaran dan resah adalah sistem ticketing Transjakarta. Menurut saya sistem yang berjalan sekarang memberikan peluang korupsi yang sangat besar.
Fyi, harga normal tiket Transjakarta saat ini adalah Rp 3.500,- ,tetapi bila kita membeli tiket tersebut di loket sebelum jam 7.00 pagi, harga tiket tersebut hanya Rp 2.000,- saja. Lewat satu detik saja, harga kembali normal. Seringkali saya harus berlari agar bisa mendapatkan potongan harga tersebut. 🙂
Sesuatu hal yang selalu mengusik , ketika terlambat mencapai loket (jam 7:01, jam tujuh pagi lewat satu menit misalnya), saya harus membayar kartu tiket dengan harga Rp 3.500,-. Seringkali kartu tiket diambil dari tumpukan yang tinggi (sangat tinggi) dan langsung diberikan tanpa adanya aktifitas scanning kartu yang biasanya ditandai dengan bunyi beep.
Bunyi beep biasanya terjadi bila kartu tiket dipindai pada sebuah alat sesaat setelah kita melakukan pembayaran. Asumsi saya tiket-tiket yang ditumpuk tersebut sudah mendapatkan perlakuan scanning sebelumnya.
Saat-saat kritis terjadinya peluang tindakan korup tentunya terjadi pada saat waktu baru melewati jam 7:00 pagi dan masih banyak terdapat tumpukan kartu yang sudah mendapatkan perlakuan scanning sebelumnya.
Pembeli yang mendapatkan tiket diatas jam 7:00 pagi lewat satu detik misalnya harus membayar Rp.3.500,-. Sangat besar kemungkinan tiket yang dibayar sudah di scanning sebelum pukul 7:00 pagi dan harusnya memiliki harga jual Rp 2.000. 🙂
Apakah hal ini sudah diantisipasi oleh pengelola Transjakarta?
hmm..betul juga, tp di negri ini emang orangnya paling cerdas kalo disuruh meng'akali' sebuah sistem :p
mestinya karcisnya di print…jadi ada jamnya..
negeri ini kok korupsi terus yaaa…
kalo nggak korupsi nggak indonesia kali ye…
Pingback: Transjakarta (2) : Peluang Korupsi Malam Hari - didithodotnet