Perkenalan dengan Board Game

Sudah sepuluh tahun lebih sedikit saya bekerja di Harian Kompas dan hari ini saya tidak menduga pada semester ini menemukan pengalaman yang memberi kesan mendalam.

Satu dekade bisa membuat kita jadi ‘baal’ (mati rasa) akan rutinitas yang kita jalani, tetapi awal tahun ini saya beruntung. Berada di tengah-tengah orang yang penuh semangat akan value sebuah aktifitas bernama board game.

Semua berawal ketika saya diperkenalkan dengan Mas Eko Nugroho pada suatu sesi sharing mengenai cara mendesain game yang baik. Saat itu, sekitar tahun 2012, Harian Kompas sedang memulai merancang permainan Teka-Teki Silang (TTS) di platform digital.

Yah, lumayanlah, saat ini Harian Kompas memiliki aplikasi TTS di tiga platform mobile, Windows Phone, iOS dan Android. Bahkan saat ini Kompas TTS bisa dinikmati di Blackberry 10 yang menggunakan OS Linux QNX melalui Kompas TTS Blackberry Amazon App Store.

Pertama kali ketemu dengan Mas Eko Nugroho, saya cukup kaget juga  akan ‘mimpi’ dan segala usaha dan upaya  yang ia lakukan dalam memperkenalkan aktifitas board game (sebut saja aktifitas ya) di Indonesia.

Dari beberapa kali brainstorming, sangat terlihat ia sangat menguasai seluk beluk aktifitas board game dan segala nilai (value) kebaikan yang ada di dalamnya. Bingung dengan isitilah board game ? jangan khawatir awalnya saya juga bingung … , bila mengacu ke permainan seperti monopoli, catur atau remi sih bisa saja, tapi sebenarnya pengertia board game lebih luas dari itu

Silahkan simak di Wikipedia, Board Game adalah…

Berbeda antara orang yang hanya mampu untuk omong kosong untuk kepentingannya saja dan orang yang benar-benar memiliki passion, concern, attitude dan semangat pengembangan dan kerjasama yang positif. Mas Eko ini juga memiliki perusahaan game (board game) design dengan nana Kummara

Intinya sih passion itu tidak hanya hanya diucapkan semata di seminar-seminar atau talkshow, tetapi juga harus terlihat dari tindakan dan hasil

Walk the Talk!

Ia selalu menceritakan bagaimana masyarakat di eropa, khususnya Jerman (karena dia pernah cukup lama bermukim dan berlajar di Jerman),  memiliki kultur aktifitas board game yang luar biasa dashyat, masif dan membumi di tiap keluarga/rumah di Jerman.

Keluarga di Jerman, biasanya memiliki beberapa board game yang digunakan sebagai pengisi waktu atau usaha untuk mencairkan suasana ketika sebuah keluarga sedang menjamu tamu.

Digunakan untuk mencairkan suasana antara host dan tamu.

Jadi, board game merupakan suatu aktifitas yang sudah mengakar di eropa, khususnya Jerman. Tidak heran bila Jerman memiliki event tahunan board game yang menjadi barometer industri board game dunia. Nama event tersebut adalah SPIEL yang diadakan di Kota Essen, Jerman.

Awal Kerjasama

mare nostrum

Mare Nostrum Empire. Salah satu board game dari pendanaan KickStarter

Setelah melakukan sharing di kantor Harian Kompas di sekitar tahun 2012, tidak terpikir oleh saya bila kami akan bertemu kembali. Hal ini karena saya dan rekan-rekan kantor langsung fokus mengembangkan aplikasi Kompas TTS bersama partner kami, Radyalabs.

Tiga tahun kemudian (2015) , tiba-tiba saya dipanggil oleh Direktur Bisnis Kompas. Agak bingung juga, karena biasanya ada sesi rapat rutin terjadwal, hampir (jarang) tidak pernah dipanggil langsung.

Beberapa langkah memasuki ruang direktur, saat itu juga saya langsung mengenali sosok tamu yang sedang duduk, Ya! Mas Eko Nugroho yang beberapa tahun sebelumnya memberi materi sharing bagaimana merancang game yang baik.

Mulai saat itu, bergulirlah berbagai perbicangan mengenai game! Macam-macam perbincangan, mulai dari industri game, game digital, kondisi indonesia dan pastinya juga mengenai board game itu sendiri.

Merancang dan Membuat Game Yang Baik

Memang butuh waktu dalam hitungan tahun, untuk ‘mempertemukan’ Harian Kompas dan Kummara untuk ikut serta dalam membangun industri board game di Indonesia.

Faktor utama kerjasama ini bisa terjadi terutama karena Harian Kompas dan Kummara memiliki  visi dan value yang serupa mengenai board game. Sebagai surat kabar dengan oplah dan readership (pembaca) terbesar di Asia Tenggara serta dengan tingkat kredibilitas yang sudah tidak diragukan lagi, partnership bisa terjalin baik bila ada kesamaan nilai-nilai (value) tersebut.

Lalu apa value itu ?

Well, board game pastinya  memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan game digital yang saat ini kita kenal melalui perangkat mobile maupun desktop. Walupun sama-sama game (permainan), tetapi yang satu analog (retro) yang satunya lagi digital (maya)

Karakteristik utama board game, selain bentuk fisiknya adalah cara atau pola interaksi (aktifitas) yang ditawarkan oleh board game itu sendiri. Permainan board game mengharuskan adanya aktifitas fisik, dan kompetisi / kerjasama secara kolektif antara pemain sehingga menghasilkan interaksi fisik yang nyata dan tangible.

Sering kali aktifitas board game mengharuskan dimainkan oleh tiga  (3) sampai delapan (8) orang!

Jadi, apakah board game bisa disebut sebagai  sebuah bentuk aktiftas yang baik dan positif?  Anda bisa dengan mudah membandingkannya dengan pilihan model permainan yang tersedia saat ini.

Mulai dari game desktop dengan fitur kekerasan ala Grand Theft Auto (GTA) dan Duke Nukem,  lalu dengan tingkat kecanduan seperti Clash of Clans sampai dengan Candy Crash yang  mungkin juga anda mainkan di perangkat mobile.

Bila memang menurut anda game tersebut masih memiliki nilai positif karena semua memiliki preferensi masing-masing saya juga menamini hal tersebut, tetapi ada satu hal ‘berharga’ yang tidak bisa didapatkan di interaksi digital dan hanya di dapatkan di board game.

Kehadiran fisik dan emosi bermain boardgame bersama teman atau anggota keluarga.

Teknologi digital memang sudah berhasil menghubungkan (connected) dan mendekatkan kita sekaligus juga menjauhkan hubungan / interaksi kita sebagai mahluk sosial dalam bentuk fisik.

Paradigma Merancang Game

Prototype Design

Proses Merancang Prototype Board Game di event Board Game Challenge Indonesia 2015

Dengan tuntutan interaksi yang begitu nyata dan intens, rancangan (design) board game yang baik dan menyenangkan pastinya memperhatikan faktor ide (tema), logika permainan (mekanik) dan visualisasi ke tingkat yang sangat serius, penting dan kritis.

Pertemuan dengan Harian Kompas menjadi menarik ketika Mas Eko Nugroho dan teamnya mampu menjelaskan, mempraktekkan dan mengajarkan konsep mendesain game yang baik kepada orang biasa.

Paradigma dasar yang diubah adalah, membuat game bukan monopoli atau hanya urusan programmer game saja. Sebelum sampai ke tangan programmer ada proses inti dan penting yang harus dilalui yaitu menrancang permainan itu sendiri, game design!

Mulai dari ide dasar, konsep, aturan dan juga rule of the game, dan ini bukan urusan programmer, sekali lagi bukan urusan programmer!

Memainkan Prototype dan Menjadi Juri Board Game

Gembira Memainkan Pagelaran Yogyakarta

Seorang anak, pengunjung event Board Game Challenge 2015 6 – 7 Juli 2015 di Mall Bintaro XChange tertawa gembira saat memainkan “Pagelaran Yogyakarta”

Pada bulan Februari 2015, Harian Kompas dan Kummara sepakat untuk memulai sebuah aktiftas workshop dan juga kompetisi untuk menghasilkan board game ‘khas’ Indonesia yang bisa dikomersialisasi, artinya bisa dikonsumsi atau dimainkan oleh khalayak ramai.

Departemen Inovasi dibawah koordinasi  General Manager Strategic Management Office Harian Kompas memulai merancang kampanye dengan nama Board Game Challenge 2015.

Dengan bantuan teman-teman dari Kummara yang mengisi workshop dan kerjasama dengan perwakilan Harian Kompas di lima (5) kota, akhirnya sampai dengan bulan Mei 2015 workshop dapat terlaksana dan menghasilkan kurang lebih seratus  (100) prototype board game. yang berasal dari Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya.

Dari seratus yang dihasilkan, akhirnya dipilih lima (5) board game perkota yang akan mengikuti kompetisi akhir Grand Final di Mall Bintaro XChange , 6-7 Juni 2015.

Selama bulan Februari – Juni 2015 tersebut saya beruntung sekali dapat ikut merancang dan mengalami proses event Board Game Challenge dari awal hingga akhir. Mulai dari mengikuti materi workshop board game design yang dibawakan oleh teman-teman dari  Kummara sampai dengan menjadi juri untuk tiap kota dan pada acara grand final.

Mulai dari memahami sejarah board game, konsep merancang prototype, konsep balancing, game psychology sampai dengan merancang mekanik game. Semuanya saya simak dan nikmati selama acara workshop berlangsung, bedanya saya tidak ikut membuat prototype bersama para peserta …. wkkkkk….

Pada event yang berlangsung selama empat (4) bulan itu saya juga mendapat teman-teman baru yang hebat-hebat, bukan hanya teman main atau nongkrong, tapi mereka adalah para designer berbakat dan pelaku industri board game yang mencintai dan memiki kepercayaan dengan apa yang mereka lakukan..

Pastinya mereka adalah teman-teman peserta Board Game Challenge 2015 yang tidak bisa saya ketik satu persatu, dan juga tim dari Kummara, mulai dari

Andre Dubari, Brendan Satria, Rio Fredericco juga Isza.

Oh iya, yang puncak kesenangan pastinya ketika memiliki kesempatan memainkan 24 board game di acara grand final dan melakukan penjurian. Saya harus berterimakasih kepada semua finalis, karena tema, mekanik permainan dan tampilan board game yang dihasilkan sungguh ke pengunjung luar biasa keren!! diluar bayangan awal saya.

Interaksi Keluarga yang Sehat dan Berkualitas

IMG_6704 (1024x683)

Ibu dan Anak sedang memainkan board game “Waroong Wars” pada event Final Board Game Challenge 2015

Setelah event workshop pertama bulan februari 2015 di Kota Yogyakarta, akhirnya saya membeli satu buat board game Indonesia dengan judul Mat Goceng, yang itung-itung buat nambah penghasilan ke desainernya, Brendan Satria!

Kebetulan Mat Goceng adalah salah satu referensi workshop yang harus dimainkan

Setelah mengingat-ingat aturan permainannya dan menonton ulang tutorialnya di youtube, akhirnya saya membuka box permainan tersebut bersama dengan si kecil Constantine Barindra. Dengan agak penasaran dan sedikit memaksa ia meminta agar tumpukan kartu tersebut segera dimainkan. Untungnya Mat Goceng adalah jenis permainan yang tidak terlalu rumit. Tetapi ada sedikit masalah.. eng..ing..eng..

CB belum genap 7 tahun, Mat goceng minimal untuk 10 tahun

Awalnya agak ragu, tapi sudahlah , toh si kecil sudah pintar main catur dan kartu remi ‘cangkulan’. Karena permainan Mat Goceng membutuhkan minimal tiga (3) orang, akhirnya saya juga mengajak serta Mommanya si kecil, Christina Happyninatyas.

Sejak saat itu kami sekeluarga seperti ‘tenggelam’ dalam tiap sesi permainan Mat Goceng, saling ketawa, penasaran dan sering kali si kecil ngambek karena kalah… wkkkk…. Beberapa kali kami harus menenangkan si kecil agar mau menerima kekalahan dan menjelaskan bahwa kalah itu tidak apa-apa, “Tidak selamanya orang itu menang” jelas kami berulang kali.

Toko – tokoh di permainan Mat Goceng memang unik dalam karakter,  objective game dan lucu dalam penamaan, dan si kecil sering kali membuat bahan berncandaan tokoh-tokoh tersebut

“Nyi Kencleng… Nyi Kencleng…” ujar si kecil beberapa kali sebelum tidur

Semenjak saat itu, seringkali saya harus membawa satu set board game Mat Goceng di acara makan malam keluarga. Bedanya dengan sebelum kehadiran board game, dulu kami bisa saja main smartphone sendiri-sendiri, sekarang sehabis makan, kami membersihkan meja makan kami lalu membuka dan memainkan Mat Goceng.

Beberapa kali juga saya membawa papan catur kecil dan kartu remi agar bisa dimainkan di waku luang ketika kami berjalan-jalan. Saat ini semuanya benar-benar berubah saya dan si kecil punya aktifitas baru yang lebih sehat dan mudah dieksekusi… hehehe …

Digital Detox

Ya, mungkin ini namanya digital detox! Saat ini paling tidak saya lebih tenang, karena si kecil tidak selalu merengek minta main Marvel Champion di smartphone saya. Saya sadar, sebagai karyawan , waktu berkualitas saya dengan si kecil memang ‘sempit’ dan board game menolong saya untuk bisa berinteraksi dengan si kecil! tidak lagi hanya memandang layar digital kecil di tangan.

Mungkin sekarang kekhawatiran saya bergeser, sekarang jadi sering gesek kartu kredit untuk membeli / funding tabletop game di Kick Starter. Saya sedang menunggu pengiriman ‘One Hit Kill‘, Hip Hops The Beer Card Game, Mare Nostrum Empires dan ‘Dragon Punch‘.

Apa berikutnya dari Board Game Challenge Indonesia 2015 ?

Apakah semua berakhir begitu saja di acara grand final and exhibition 6 -7 Juni 2015 kemarin ?

Pastinya Tidak!

Berdasarkan feedback dan observasi yang kami dapatkan selama beberapa bulan terakhir. Saat ini beberapa rekan yang tergabung dalam sebuh tim khusus … ciee… tim khusus… sedang dalam upaya sangat keras dan serius untuk mewujudkan kehadiran board game yang tidak hanya dinikmati segelintir pengunjung Mall Bintaro Xchange saja, tetapi bisa dinikmati masyarakat umum.

Sampai disini dulu ceritanya ya… nantikan kejutan berikutnya yang lahir dari event Board Game Challenge 2015!

Juara Board Game Challenge 2015

Para Pemenang Event Final Board Game Challenge 2015. “Waroong Wars”, “Pagelaran Yogyakarta”, “Jomblo” dan “Monas”.

Terimakasih juga untuk rekan-rekan kantor yang ikut serta mewujudkan aktifitas ini ..

Eko Wustuk, Dikdik Herdiana, Monica Advenia (rekan departemen inovasi) , Helman Taofani , Fellycia Novka Kuaranita (penyedia space dan penulis di klasika), Novi Eastiyanto, Dimas Rahutomo (menghadirkan Bintaro Xchange!!), Diana Eka P, Awank (membuka peluand dengan SNS Serpong), Muhammad Rizki Qitri (promosi dan komunikasi) , Pipin Purnawan, Aswito (koordinator event), Adi Murtyanto, Angel (komunitas) , Erwan Saswito (payment gateway), Fitri Listiyana, Paula Krisna, Ina Gayanti, Ardani Hendarta (business representative), dll sori kalo ada yang belum kesebut ..

3 Comments Board Game, Project Paling Inspiring.

  1. Irawan

    Salam,

    Seneng banget liat keseruan peserta2 boardgame challenge. Sedihnya, saya baru tau ketika lombanya udah selesai 🙁

    Saya juga punya mainan semi-board game yang terbuat dari tanah liat dan memadukan kreativitas anak permainan yang unik. Barangkali mas penasaran bisa langsung aja klik ke : http://www.imongames.com

    Terima kasih!
    makasi banyaakk

    Reply
    1. diditho

      Semoga tahun depan kompetisinya bisa diadakan lagi dan Mas Irawan bisa berpartisipasi.
      Thanks atas linknya, sedang melihat-lihat Imongames

      Reply

Leave a Reply to Irawan Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.